Minggu, 05 Juli 2009

MANHAJ TURUN WAHYU

MANHAJ TURUN WAHYU

MUQADDIMAH
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Utusan-Nya (Nabi Muhammad SAW) dengan membawa petunjuk (Al Qur-an) dan din yang benar (Al Islam) untuk mengatasi segala din (pandangan hidup) walaupun orang-orang Musyrik membencinya. Aku bersaksi bawasanya tiada sembahan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah Utusan Allah. Salawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kepada para sahabatnya, ahli keluarganya dan ummat yang mengikutinya sehingga hari pembalasan.
Allah berfirman : "Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dari tuhanmu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas perbuatanmu. Dan hendaklah bertawakkal kepada Allah dan cukuplah Allah menjadi pemimpinmu" ( Al Ahzab 2-3). Juga Allah berfirman : "Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang baik". (Al Ahzab 21)
Al Qur-an merupakan pedoman yang sempurna, bukan saja dari kandungannya tetapi juga dari tertib turunnya Wahyu. Maha Bijaksana Allah telah mengutus Rasul-Nya yang ummi dengan mempermudah tugasnya untuk menerima, menyampaikan, mengajarkan, dan melaksanakan wahyu dengan menurunkannya secara bertahap. Secara garis besar wahyu diturunkan di dua tempat dan dua keadaan, yaitu di Mekkah dan Madinah. Di Mekkah yang masih dipenuhi kemusyrikan dan kehidupan jahiliyah, ayat-ayat yang diturunkan berkenaan Aqidah dan Tauhid. Ayat-ayat yang berhubungan landasan tauhid seperti Al Alaq, An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas yang membongkar akar jangkar kemusyrikan jahiliyah itu. Madinah adalah tempat baru yang haus kepemimpinan Rasulullah setelah mereka yang menjadi penduduk utamanya menerima Islam. Ayat yang diturunkan dititikberatkan kepada hukum Syari’at
Seruan Rasulullah SAW pada mulanya dilakukan dengan sangat rahsia, mulai dari orang-orang terdekat, yaitu isterinya sendiri, kemudian sahabatnya Abu Bakar, saudaranya Ali Bin Abu Tholib dan hambanya Zaid. Abu Bakar banyak membantu dakwah Nabi dan berkorban harta seperti untuk memerdekakan Bilal Bin Rabah. Nabi mengumpulkan pengikutnya itu secara diam-diam di rumah Al Arqam. Pihak Quraisy mulai menyadari dakwah Nabi dan menghadapi dengan berhati-hati, karena masih menjaga kerukunan kaumnya. Pada tahap itu mereka mencoba membujuk Abu Tholib untuk menghalang Nabi SAW dari meneruskan dakwah tauhidnya. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menolaknya dengan jawaban : "Sekiranya Matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku menghentikan tugas Da’wah ini, aku tidak sekali-kali akan menghentikannya sehingga aku selesaikan tugasku atau aku mati”, selain itu disertai jawaban langsung dari Allah dengan diturunkannya surat Al Kafirun yang memberi ketegasan tiada kompromi dalam soal agama.
Allah SWT membimbing Rasul-Nya untuk melangkah setapak lagi dengan firman Nya (Asy Syu,ara 214).
Untuk pelaksanaan perintah itu Rasulullah mengumpulkan kaum kerabatnya dikaki bukit, dengan penuh hikmah beliau berkata “ Jika sekiranya aku mengatakan, bahwa disebalik bukit ini ada sepasukan musuh yang akan menyerang kita. Adakah kalian akan percaya ? “. Mereka menjawab serentak “ Tentu saja kami percaya wahai Al Amin”. Nabi Muhammad SAW melanjutkan ucapannya ”Sesungguhnya aku membawa berita yang lebih penting, Yaitu aku ini adalah utusan Allah”. Abu Lahab dengan spontan berteriak “ Celaka engkau Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami ?”. Allah dengan segera menurunkan laknat kepada Abu Lahab, dengan diturunkannya surat Al Lahab”. Kewibawaan Abu Lahab dapat mempengaruhi kaum kerabat Nabi, sehingga hanya Ali Bin Abu Tholib saja yang baru berusia 7 tahun yang spontan .menjawab “ Ya, saya percaya”.
Allah SWT menyuruh Rasul-Nya melangkah lebih berani dengan firman-Nya (Al Hijr 94).
Rasulullah SAW memohon kepada Allah agar Islam dikuatkan dengan salah seorang diantara dua nama Umar. Dengan kemurahan, Allah secara dramatik Umar Bin Khattab mengucapkan dua kalimah syahadat didepan Rasulullah sendiri. Dengan demikian Rasulullah dibawah pengawalan Umar Bin Khattab itulah turun ke pasar Ukaz memberikan ceramah aqidah disamping para penyair yang mempamerkan kemahiran bersyairnya di depan khalayak ramai.
Pemimpin Quraisy makin keras dan ganas, sehingga Nabi sebagai manusia biasa merasa letih dan tertekan karena penghinaan dan penyiksaan dari pihak Quraisy terhadap dirinya dan para sahabatnya. Maka Allah SWT menurunkan Surat Ad Dhuha dan Al Insyirah, untuk menghibur dan memberi semangat baru. Disuruhnya Nabi berbesar hati tidak terperangkap dengan masalah sendiri tetapi menoleh nasib ummat disekeliling serta memandang jauh kedepan dalam memikul amanah kerasulan. Bahkan setelah Nabi melalui 'aamul huzni, yaitu Nabi ditinggalkan pamannya Abu Tholib yang selama ini melindunginya serta isterinya yang setia menjadi pendamping meninggal dunia dalam tahun yang sama merupakan satu lagi ujian Allah terhadap Rasul-Nya untuk lebih bertawakkal kepada Allah. Nabi SAW dinaikkan ke langit dalam peristiwa Isra-Mi'raj, diundang oleh Allah untuk menyaksikan keperkasaan Allah dan menerima syari’at solat lima waktu yang merupakan apel setianya hamba terhadap Al Khaliq. Nabi memerintahkan berhijrah kepada para sahabatnya ke Habsyi untuk membuka dunia baru, karena Mekah sudah dirasakan sangat sempit ruang untuk berdakwah.
Nabi juga berusaha mencari lahan baru ke Thoif yang disambut dengan lemparan batu. Tetapi semaian iman terhadap penduduk Yathrib yang digarapnya di Aqabah telah tumbuh subur dan bahkan dapat mempersatukan kaum Aus dengan Khajraj yang selama ini selalu terjadi peperangan Dan ketika nabi dikepung rumahnya untuk dibunuh, Allah mengizinkan Nabi SAW berhijrah.
Perjuangan Nabi seterusnya di Madinah didahului dengan membangun Masjid sebagai pusat kegiatan berjamaah, menyusun masyarakat Islam dengan mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshor dan mengikat perjanjian dengan penduduk Yahudi Madinah, mempertahankan Madinah dari setiap ancaman luar dan berda’wah serta berjihad keluar Madinah. Wahyu yang diturunkan di Madinah mengisi tatanan pemerintahan yang Rasulullah SAW susun. Al Qur-an merangkumkan segala permasalahan yang dihadapi ummat Islam, masalah Aqidah, ibadat khusus, mu'amalat, munakahat, dan jinayat didalam berbagai surat Madaniah, sehingga Allah menutupnya dengan ayat: (Al Maidah 4).
Allah merekam kehidupan Muslimin di Madinah di dalam Al Qur-an surah Al Anfal ayat 72-74, yaitu wujudnya Muhajirin dan Anshor yang saling membantu dan bahkan wujudnya struktur kepemimpinan. Allah menegaskan bahwa kehidupan jamaah di Madinah itulah cara hidup mukminin yang sebenarnya Adapun orang-orang yang beriman tetapi enggan berhijrah tidak menjadi tanggungjawab jama’ah lagi (tidak dianggap ummat Nabi SAW lagi)
Al Qur-an sebagai mukjizat merupakan sebuah kitab yang unik, merangkumkan berbagai bidang keilmuan. di Madinah. Surat Al Baqarah yang banyak mengungkap peranan Al Kitab (wahyu) sebagai pedoman bagi para Muttaqin, dalam surat ini juga menyingkap sikap kaum Munafiqin dan kemusyrikan kaum Yahudi dan tindak-tanduknya. Surat Al Maidah berkenaan dengan makanan dan halal haram, tentang hukum jinayat dan menjadikan wahyu sebagai sumber hukum. Surat An Nisa berhubungan dengan Munakahat dan Faraid serta ketegasan sikap (furqan). Surat Al Bara-ah merupakan pernyataan Garis Pemisah (Demarkasi) dan konsekwensi untuk bersiap sedia menghadapi peperangan. Al Anfal berhubungan harta rampasan, perintah berhijrah dan berjihad serta hukum perang dan damai. Dan Al Fath tentang janji kemenangan Islam, keperluan kemenangan untuk para pejuang, dan hukuman terhadap Musyrikin dan Munafiqin.
Ungkapan sejarah masa lalu senantiasa dikaitkan dengan peranan para Rasul dalam mencorakkannya, adapun alam akhirat selalu dilukiskan sebagai konsekwensi sejarah kehidupan manusia.dan penekanan aqidah akan selalu menjadi sandaran semua kisah-kisah yang diceritakan Allah SWT. Inilah sekelumit contoh sistem Wahyu diturunkan. Hampir keseluruhan ayat-ayat Al Qur-an mempunyai latar belakang turunnya ayat (Asbaabun nuzul). Jadi kesimpulannya bahwa sunnah perjuangan Nabi adalah aplikasi wahyu yang turun secara berperingkat itu. Firman Allah :
“Yang diucapkannya (Nabi SAW) bukanlah dari hawa nafsunya, tetapi wahyu yang diturunkan kepadanya”( An Najm 3).
Penyebaran Islam di Nusantara telah menyimpang jauh dari Manhaj Nubuwwah. Sebelum kedatangan Islam ke Nusantara, agama yang dianut bangsa Indonesia adalah asimilasi Hindu-Budha yang tidak hanya meninggalkan candi-candi, tapi juga meninggalkan tebalnya kepercayaan khurafat amalan-amalan tradisi Hindu-Budha yang masih dihidupkan oleh masyarakat Islam sendiri dan setiap mercu-tanda zaman kegemilangan Hindu-Budha itu dipelihara oleh pemerintah bahkan oleh PBB/ UNESCO sebagai warisan budaya asli. Ini disebabkan cara penyebaran Islam yang lembut dan berasimilasi dengan kepercayaan Hindu Budha pada masa Wali Songo di pulau Jawa (semoga Allah merahmati mereka yang telah membawa Islam) dan suburnya Kejawen pada masa kerajaan Mataram. Lebih hebat di zaman penjajahan asing yang melakukan berbagai usaha untuk melemahkan Ummat Islam demi lestarinya penjajahan mereka dan mencegah kebangkitan Islam di seluruh dunia sehingga mengancam hegemoni barat.
Pengaruh agama dan penjajahan terhadap sistem pendidikan sangat kuat, kecenderungan ummat Islam untuk lebih menekankan upacara-upacara ritual dan fardu 'ain adalah merupakan gabungan pengaruh kepercayaan lama. Hindu-Budha sebagai agama ritual saja dan pengaruh penjajah Kristen yang menghendaki wujudnya sekularisasi dalam masyarakat Islam. Minda ummat Islam harus dibersihkan dari unsur-unsur luaran dengan jalan membenahi dan mengembalikan sistem pendidikan yang dilandasi wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW. Selanjutnya mendorong lahirnya ilmuwan Islam dalam segala bidang menuju kembalinya kegemilangan Islam.
Untuk menjawab segala permasalahan diatas, kami memperkenalkan Manhaj Nubuwwah yang akan menjadi tajdid manhaj, yang akan mengembalikan sistem pendidikan dan pengajaran Islam kepada sistem pada Zaman Rasulullah SAW menuju generasi Islam yang sempurna (Kaffah) dan bersih dari pengaruh syirik dipretelinya Syari,ah. Juga menjadikan sistematika turun wahyu sebagai sistimatika pengajaran, sekaligus menjadikan kalimah–kalimah Allah dengan segala mukjizatnya akan terus menjadi makanan Qalbu yang tentunya mempunyai kesan yang jauh lebih mendalam dan lebih asli karena tidak mendahulukan kesimpulan dan pendapat manusia.
Biarlah Allah dan Rasul Nya mengajar kita tentang aqidah, akhlaq, sejarah dan segala hukum syari’ah menurut kurikulumnya yang telah terbukti dapat membina para sahabat Nabi SAW ketahap pemimpin dunia yang cemerlang dengan mewujudkan Khilafah dan meruntuhkan super power Romawi dan Parsi. Manhaj Nubuwwah cukup menjadi landasan tatanan khilafah yang merangkumi iman, taqwa, hukum, politik ekonomi dan kebudayaan. yang sesuai dengan peranan manusia dibumi ini.
Bukankah Sayidina Ali RA pernah mengatakan : "Tidak akan selesai urusan ummat ini, kecuali dengan perkara yang telah menyelesaikannya dahulu (yaitu Al Qur-an)".

Semoga mencapai tujuannya.

Bandung 1 Muharam 1430 H.

LANDASAN PEMIKIRAN

Sabda Rasulullah SAW: “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya kalian tidak akan sesat selama-lamanya” Berkata para sahabat: Apakah itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Al Qur-an dan sunnahku”.


TAHAPAN OPERASIONAL PERJUANGAN RASULULLAH SAW
(Dalam kerangka aplikasi wahyu)

Periode Mekah awwal / Dakwah Sirr
Beruzlah di Gua Hira hingga turun wahyu.
Siti Khadijah membawa Nabi saw kepada Warakah Bin Naufal.
Berdakwah dengan orang-orang terdekat.
Peranan Abu Tholib melindungi peribadi Nabi dan perlunya mengucapkan syahadat
- Peranan isteri dan sahabat-sahabat terdekat Nabi di masa sirr
- Pengajian rahsia di rumah Arqam

Periode Mekah akhir/ Dakwah Jahr
Mengumpulkan kerabat Bani Hasyim
Islamnya Umar Bin Khatab
Dakwah Jahar dengan perlindungan Umar
Kekejaman kaum Quraisy
Hijrah ke Habsyi
Hijrah ke Madinah

Periode Madinah
- Membangun Masjid
- Mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshor
- Perjanjian keamanan dengan penduduk Yahudi
- Piagam Madinah sebagai piagam kenegaraan
- Rasulullah sebagai panglima perang dan Negarawan
- Perang Badar Qubra dengan kekuatan 313 orang melawan hampir seribu orang musyrikin
- Perang Ahzab merupakan perang paling dahsyat
- Pengkhianatan kaum Yahudi

Periode Hudaibiyah
Nabi Saw bermimpi Haji
Jamaah Haji tertahan di Hudaibiyah dan Bai’atur Ridhwan
Perjanjian Hudaibiyah dan hikmahnya
Kisah Abu Jundul dan Abu Basyir
Surat-surat Rasulullah kepada pemimpin-pemimpin Romawi dan Parsi.

Fathul Makki
Abu Sufyan menemui Nabi untuk memperbaharui Perjanjian Hudaibiyah yang dikhianati Quraisy
Usaha diplomasi Al Abbas menundukkan Abu Sufyan
Tentara Muslimin mengadakan Show of Force
Penaklukan Mekah tanpa pertumpahan darah
Nabi membebaskan penduduk Mekah kecuali beberapa orang yang telah masuk black list Nabi
Nabi kembali ke Madinah.
Nabi meninggal dunia tanpa menunjuk pengganti pemerintahannya
Khalifah dipilih melalui Syura.


SASARAN / TARGET
Generasi yang mencintai, memahami dan menjadikan Al Qur-an sebagai pedoman hidup

TARGET PEMBELAJARAN : 6 bulan, 6 juz
Jam Pelajaran : 1 jam sehari
Pegangan Kitab Tafsir : Terjemah Harfiyah /Kalimah Tafsir Syamil
- Kitab Tafsir Ibnu Katsir

KAIDAH PEMBELAJARAN:
Bacaan Fasihah: Dengan perhatian kepada Mukharijul Khuruf dan Tajwid.
Terjemah Harfiah/Kalimah: Dengan perhatian kepada Nahwu dan Sharaf.
Uraian: Berlandaskan pada: - Balaghah
- Tafsir ayat bil ayat
- Ayat bi sunnah (Asbabun nuzul)
- Pendapat Mufassirin
- Kesimpulan Pelajaran / Pengajaran Ayat

SISTEM PENGAJARAN
Kursus dikendalikan sebagai praktek mengajar. Para peserta harus memahami kurikulum terlebih dahulu dan secara bergilir menerapkannya dalam jam pelajaran. Instruktur bersifat mentor untuk membimbing, menilai dan mengawasi perjalanan kursus

SILABUS
Bulan Pertama : Juz 30 dari 20 surat pilihan
Bulan Kedua : Juz 29 dari 200 ayat pilihan
Bulan Ketiga : Surat Al Anfal, Surat At Taubah
Bulan Keempat : Surat Al Baqarah, Al Ma’idah, An Nisa
Bulan Kelima : Al Mu’minun, Al Hujurat, Luqman
Bulan Keenam : Surat Al Fath, Surat Al Ahzab, Surat Rum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar